22.11.13
17:01
Hujan sore itu, mungkin adalah hujan yang paling memilukan yang pernah aku rasakan.
Bagaimana tidak? Biasanya, hujan hujan begini, ada kamu dan genggaman tanganmu yang menghangatkan ku.
Kali ini, aku rela pulang telat hingga maghrib menjelang.. Hanya demi kamu yang sudah beberapa lama ini membuat ku susah tidur dan merubah "aku" yang dulu.
Performa mu masih sama. Bahkan meningkat. Pukulan stik mu pada drum-drum itu masih lincah dan kilat enerjik kacamata mu itu masih tetap memukau.
Sudah bulan ketiga tanpa kamu, dan semua perlahan mulai berubah seiring berjalannya waktu, dan hadirnya "orang baru" disisimu.
Lagu selesai.
Senyum mu masih tetap sama.. Masih selebar kuda yang nyengir bahagia~
Iya. Senyum mu masih semanis gula.. Hanya saja, kamu melemparkan senyum itu pada orang yang berbeda. Bukan aku yang menunggumu di belakang panggung seperti biasanya, kulihat dari depan sini, ada gadis berjilbab itu yang menunggu mu dibelakang sana sambil membawakan jaket abu-abu favorit mu itu. Jaket yang pernah melindungiku dari dinginnya angin malam, dan rintik rintik hujan.
--------------
Pikiranku kembali lagi.
Aku kini diangkot. Dan sepertinya macet ini masih panjang.
Mau tak mau, butuh konsentrasi yang besar untuk mencegah ku melakukan perjalanan mesin waktu lagi..
Diantara kelap kelip lampu jalanan dan lalu lalang sepeda motor yang mencoba menyalip, serta diantara bising nya suara klakson pengemudi mobil yang tak sabaran, dan satu dua penyebrang jalan yang terlihat lemas dan basah kuyup akibat hujan dan mungkin dilanda capek karena seharian bekerja...
Kenangan ku kembali terlempar saat kita dulu begitu sering menyusuri jalanan kota kita yang kecil ini~
Dulu, aku tak perlu khawatir saat hujan mengguyur, atau kedinginan di malam hari.
Aku tak perlu khawatir saat harus keluar sendirian dan takut pada orang asing.
Iya. Dulu kamu selalu ada.
Dulu.
Lihat sekarang..
Aku sendirian. Tanpa kamu.
Kedinginan.. Dan benar benar merasa terpuruk.
Memang, perang yang paling sulit adalah oerang melawan patah hati dan kenangan yang sangat memilukan.
Entah ini pengaruh dingin atau apa. Tapi, alam bawah sadarku diam diam berimajinasi..
Bagaimana bila disisiku sekarang ada jemarimu yang menggenggam hangat jemariku. Dan ada lenganmu yang melindungiku dari kesendirian ini.
Aku berkhayal..
Sedetik kemudian aku sadar.. Rindu benar benar menjeratku. Semakin menjerat hingga aku tercekik.
----------
Satu bunyi besar mengagetkan ku.
Ternyata klakson bis.
Dan di depan sana, menuju arah berlawanan ku dengar suara knalpot yang khas itu, kukenali jaket abu abu itu.. Tas bunga dan jilbab itu.
Lalu kalian melintas begitu saja didepan ku. Dengan mesra. Dengan bahagianya tak peduli rintik hujan yanh mengguyur dengan derasnya..
Tanpa rasa bersalah. Kalian berlalu begitu saja...........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar