Halo!
Tidak terasa, sudah desember! Dan kalau tidak salah, beberapa hari kedepan, adalah hari dimana kita bertemu, dekat, lalu lekat untuk yang pertama kali, tepat setahun lalu ; sebelum akhirnya kita terjebak oleh ego masing-masing, hingga akhirnya memilih untuk berhenti sebelum lebih jauh menyakiti.
Omong-omong setahun lalu,
Aku masih ingat hal bodoh pertama yang kamu lakukan di depan kelas saat jeda Ujian.
Joget-joget dengan celana yang dipendekkan dan rambut jabrik klimis serta seragam yang awut-awutan. Seperti badut, batinku.
Aku juga masih ingat, mention pertama hasil ploncoan teman-temanmu yang mengawali conversation tak berujung kita waktu itu.
Dan aku masih ingat, bagaimana cara mu tertawa saat tengah belajar bersama geng KSJ mu.
Aku mengingatnya bukan karena ada ketertarikan akan cara tertawamu, tapi karena tawa mu ditengah kegiatan hafal-menghafal-rumus waktu itu sangat mengganggu.
Hari ini, 9 Desember, Mas.
Aku baru saja menyelesaikan UAS ku.
Dan kau tau? Aku duduk dengan kelas 12 - IPA 1.
Yop. 12 - IPA 1 adalah kelas mu dulu.
Jodoh? Haha. Aku lebih suka menyebutnya kebetulan belaka.
Sudah satu-tahun berlalu. Dan banyak perubahan di sana-sini.
Di hatiku, apalagi.
Bagaimana dengan hatimu?
Terakhir bertemu, kita sudah bertekad mencari bahagia kita masing-masing, kan?
Semoga kamu lekas menemukan bahagiamu ya, Mas! :)
Sudah satu-tahun berlalu. Dan seperti yang kita bicarakan waktu itu, semuanya sudah terlalu terlambat.
Saat kau meminta, aku tak bisa lagi memberi.
Apa lagi yang bisa kuberikan, saat semua sudah habis kau sia-siakan? :)
Berkali-kali aku berucap padamu, untuk tidak menyia-nyiakan ; agar tak perlu ada penyesalan. Namun teguranku hanya kau anggap celotehan seorang bocah yang kamu pikir akan selamanya sayang dan tunduk pada semua perlakuanmu :)
Sudah satu-tahun berlalu, dan aku bukan lagi bocah kecil kemarin sore, Mas.
Banyak yang berubah. Banyak sekali. Saking banyaknya, kamu sampai kaget sendiri saat kita duduk ditemani se-liter ultra milk coklat sambil melihat jalanan malang dari lantai dua di sebuah mini market, siang itu kan?
Sikap ku. Ke-ramahan ku. Cara bicaraku. Satu-satunya yang masih sama hanya gaya berpakaian dan tas ransel merah kesayanganku.
Sudah satu-tahun berlalu, dan sebulan berlalu sejak pembicaraan terakhir kita waktu itu.
Aku tiba-tiba ingat, dulu kita jarang bicara. Sangat jarang.
Hanya sekali dua kali curi pandang saat papasan di pelataran masjid sekolah.
Dan sesekali, saat aku melarikan diri ke kantin di tiap jam kosong nya.
Atau sesekali, saat hendak ke Lab. TIK, yang berjarak kurang lebih 10-15 meter dari kelas mu.
Sangat jarang bicara jika bertemu, namun namamu, adalah yang teratas muncul saat aku membuka history 'Logs' di handphone-ku.
Seingatku, terakhir kali kita bercakap via kabel optik, adalah november lalu. Dipenghujung malam menuju pagi. Sambil bercampur kantuk dan sedikit tersulut amarah karena seribusatu alasanmu, akupun akhirnya memilih untuk menekan "end", dan membuat keputusan detik itu juga. Bahwa aku harus bahagia, dengan atau tanpa kamu. Harus! :)
Kini sudah desember, dan setahun sudah berlalu sejak kali pertama kamu mencicipi Mahameru dengan angkuhnya.
Dan seingatku, di malam sebelum keberangkatanmu menuju 3676mdpl itu, kamu habiskan dengan bercakap hingga pukul dua dini hari via telpon denganku.
Esok subuhnya, kamu kembali mengucap perpisahan.
Ada hal yang tidak kamu tahu, saat 4 hari kepergianmu menuju negri 'samudra diatas awan' itu.
Nyonya mantan kekasihmu yang meradang, misalnya.
Sudah satu tahun berlalu, dan kurasa akhir-akhir ini, semuanya bisa benar-benar disebut akhir.
Akhirnya, aku memilih.
Akhirnya, tidak ada lagi yang bisa kita lakukan selain mengungkapkan-merelakan-dan-melupakan.
Akhirnya, tak ada lagi kesempatan kedua. ketiga. atau ke-delapan.
Dan akhirnya, aku menemukan bahagiaku, Mas.
Tentang dia, yang kusebut suplier bahagia ku ; Dia tidak terlalu tertarik dengan ilmu eksak sepertimu.
Klub favoritnya bukan yunaitit, tapi intermilan. Hobinya tidak main PES sepertimu, tapi FM. Dan dia suka sekali futsal! ; walau jarang mencetak gol :))) ;
Dia juga tukang tidur yang handal, dan partner terbaik kedua ; setelah papa ; dalam menemani ku menyalurkan bakat 'makan banyak' ku :D Tapi dia partner terbaik pertama, kalau diajak selfie! :)) #SelfieSukaesih ((halahh)) :))))
Oh! Satu lagi! :)
Dia benci hujan. Beda sekali denganmu.
Ingat tidak? Waktu malam-malam kita berteduh di depan fotocopy-an guna menyelesaikan yang nyatanya masih belum selesai, waktu itu? Ada kamu dengan helm merah, jaket abu-abu, dan tas singa arema khas Malang. Hujan benar-benar lebat waktu itu. Aku menggigil, namun memilih untuk memeluk diri sendiri.
Malang sekarang dingin, tapi aku punya dia, yang (semoga) selalu ada saat aku 'kedinginan', dan butuh tempat bersandar guna melepas lelah. Atau 'berlindung' dari dunia yang kadang terlalu menyebalkan, atau keluarga, yang kadang tidak seperti keluarga. Dan tempat berbagi canda tawa.
Semoga. Semoga dia selalu ada.
Tidak sepertimu, yang kebanyakan bingung sendiri hingga akhirnya pertolonganmu tak lagi ku butuhkan.
Desember ini, tidak sama seperti desember lalu.
Hatiku, tangisku, senyumku, bahagiaku, tak lagi bergantung padamu.
Bukankah sudah kubilang? ; Aku harus bahagia. Dengan-atau-tanpa kamu ; ((harus!!))
Dan aku memutuskan untuk bahagia, tanpamu! :)
Desember ini tidak sama dengan desember tahun lalu.
Yang sama hanya lah cara berpikirmu, dan langit desember yang kelabu.
Kalian, sama-sama abu-abu.
Tak tau kapan memutuskan untuk 'hujan'. Dan kapan untuk kembali 'cerah'.
Boleh titip pesan buat mu Mas?
"Jangan jadi seperti langit desember yang kelabu, kalau tak ingin dikecewakan seseorang, yang hatinya sudah terlalu pilu, dan kelu menahan haru, karena ke-abu-abuan mu dalam menentukan pilihan berlabuh! :)"
Dari aku, yang sudah tidak lagi menunggumu.
Desember 2012 - Desember 2013
-Farida Firdani-
[[Draft dari beberapa notes selama setahun terakhir. Berkali-kali mengalami rewrite, sesuai dengan apa yang dialami pada waktunya. Dan sengaja mem-publish tepat setelah setahun. Salam kenal (kembali) ya!]]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar