Keluhan Konsumen

  • 0

Hai!
Sekarang sudah mendekati penghujung bulan desember! Dan lagi usum banget diskon diskon akhir tahun. Kamu pernah nggak, pas lagi jalan-jalan ke sebuah kawasan pertokoan, kemudian pingin beli barang ini ituuu...?

Lalu, apa yang kamu lakukan saat kamu begitu puuuiingiiin buat beli, tapi kamu lupa bawa dompet, atau uangmu habis, atau kamu berharap ada diskonan, sembari mengumpulkan uang biar bisa beli barang itu?

Apa kamu kemudian bilang ke Mbak yang jaga toko : "Mbak, Mbak, tolong sembunyiin barangnya ya! Saya mau nabung dulu! Nanti tanggal sekian saya kembali. Trims!" Atau, kamu seliweran di toko itu, dan ngelarang setiap orang buat mendekati barang yg kamu inginkan. Bisa kayak gitu? Ya gabisa, lah! :)
Kamu ndak punya hak untuk ngatur barang itu mau dibeli siapa atau mau diapain setelahnya.

Seandainya tadi, dompetmu ketinggalan. Terus pas balik habis ngambil dompet, ternyata barang itu sudah dibeli orang lain. Kamu mau marah-marah karena keduluan? Gabisa dong :)

Sama halnya saat kamu PDKT. Waktu kamu pergi untuk menyelesaikan yang tertinggal, bisa saja saat kamu kembali, sudah ada orang lain yang ndak ceroboh, yg lebih mampu darimu, yang sudah memilikinya.

Karena dasarnya, jual beli dan 'memiliki' bukan tentang perkara dulu-duluan melihat. Tapi dulu-duluan bertindak.

Atau, ketika mbak penjaga toko sudah menyimpankan barangnya untukmu, tapi, saat kamu kembali buat membeli barang itu, ternyata barangnya sudah peyok, dan lecet disana-sini karena kelamaan bergaul dengan debu dan terhimpit dalam gelap.

Sama kayak PDKT. Kalau kamu terlalu lama membuat seseorang ini menunggu. Ia nanti berdebu. Dan ndak se-memukau dulu. Kan kalo udah gini, nanti yang kecewa juga kamu sendiri, kan? :)

Lalu, apa yang terjadi pada kamu; (calon) pembeli yang terlambat bertindak kalau sudah begini?
Menyesal? Iya.
Kecewa? Pasti.
Susah suka barang baru dan masih terbayang-bayang barang lama karena memang itulah yang kamu idam-idamkan.
Ya ndak? :)

Sama pula dengan PDKT.
Saat orang yang sudah lama kalian dekati tiba-tiba sudah 'dibeli' duluan oleh pembeli lain yang lebih cekatan, pasti ada masa dimana kalian tetep mencari mangsa baru untuk didekati, namun ciri-cirinya masih ndak jauh-jauh dari mangsa lama yang luput dari terkamanmu itu. Atau paling tidak, masih membanding-bandingkan dengan ia yang gagal kamu miliki itu.
Ya ndak? :))

Sebagai (calon) pembeli yang keduluan, kamu juga ndak berhak ngatur-ngatur gimana si pembeli lain njaga barang ini.

Dalam hal PDKT yang keduluan, kamu ndak berhak juga buat nuntun si rival mu ini kudu memperlakukan kasih-tak-sampai-mu ini seperti apa.

Jadi, kalau belum siap untuk membeli, mending tau diri. Dan lebih mempersiapkan diri lagi.
Karena sekedar 'ingin', tanpa mau berusaha, ndak akan membuat barang itu bisa kau miliki.

Jadi, kalau ndak mau keduluan, jangan menyepelekan. Karena, rasa sayang tanpa adanya usaha, dan komitmen yang jelas diantara keduanya, ndak akan cukup.

Seseorang yg benar-benar sayang, harusnya akan 'mengikat' ia yg disayang dengan sebuah komitmen yang jelas dan tak berlebihan, agar tak ada yang dirugikan nantinya.
Sama seperti harga yang disepakati ; yang harus dibayar oleh pembeli. Harganya harus dalam batas wajar, dan tidak mengambil untung terlalu banyak, agar si pembeli tak rugi.

Jika 'pembeli' adalah Raja, maka jadilah Raja yg cerdas. Yg tidak merugikan atau dirugikan oleh apa yang akan, atau sudah menjadi miliknya.

[]

Malang, 22 Desember 2013.
Untuk kamu, siapa saja 'konsumen' yang suka mengeluh.

Dari saya, yang sedang minum energen coklat sambil menikmati suara rintik hujan di minggu sore yang mengawali pekan libur UAS. Selamat sore! Selamat bertindak agar tak keduluan lagi! :)

-Farida Firdani-
@FirdaaaFF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar