Selamat siang menjelang petang, Mas.
Maaf mengganggu mu dengan surat yang ndak penting ini. Hehe.
Sedang apa, Mas?
Siang-siang sepulang sekolah begini, biasanya kamu tengah asik melahap sepiring tahu telor atau soto ayam yang kau beli di bilik nomer empat di kantin sekolah, kan? Atau.. sedang asik duduk-duduk di depan ruangan berukuran 3 kali 4 meter yang pernah kita singgahi bersama, sambil sesekali kamu sibuk mendekati (beberapa) mantan kekasihmu dan membuatku geleng-geleng sendiri akan tingkahmu. Atau.. biasanya kamu menuju ruang abu-abu kedap suara bersama teman-temanmu untuk meluapkan semua kesal dalam bentuk nada-nada minor yang beberapa tak ku pahami apa maknanya.
Sedang apa (lagi), Mas?
Kudengar kamu punya rutinitas baru kala sore tiba, ya? Bimbel!
Hahaha. x)
Belajarlah yang tekun, Mas! :) Karena UN sudah tinggal menghitung hari. Dan semoga keinginanmu merantau ke Kalimantan dapat terpenuhi seusai kelulusan nanti.
Sedang apa (lagi dan lagi), Mas?
Sore menjelang petang kita (beberapa waktu dulu) selalu menyenangkan ya? Tak pernah seharipun berlalu tanpa cangkruk dan bertukar pikiran atau debat kusir tak jelas lalu saling menertawakan ke-sok tahu-an satu sama lain pada akhirnya :)
Sore menjelang petang kita, dan sesudahnya tak pernah membosankan, meski kadang juga menyebalkan! :)
Rasanya tak adil ya?
Dari tadi aku menanyai mu sedang apa, tapi aku sendiri tak bercerita aku sedang apa.
Aku menulis ini sambil mengingat-ingat rasa lontong tahu telor dan pop ice di pos ronda yang super duper pedas dan enak itu. Mengingat pedas-asinnya cilok dan keripik singkong di rumah Mas Mahfut. Serta manis Fanta dan Okky JellyDrink disela-sela alunan nada gitar hasil petikan jari jemarimu dan temanmu, yang dengungnya memenuhi teras rumahku tiap malam, dulu.
((dulu)) :}
Mungkin kau akan terkekeh membaca paragraf diatas. Karena yang kuingat hanyalah melulu soal makanan.
Tapi, memang tak ada yang berubah dariku, Mas.
Kau tau sendiri kan kalau aku begitu mencintai makanan? Dan mencintai temanmu. Hahaha. #DikeplakPacar #PacarnyaMantan x)
Tak ada yang berubah dariku.
Dan aku yakin, tak ada pula yang berubah darimu.
Tapi ntah mengapa, kita tiba-tiba berubah dan tak lagi se-rekat dulu.
Eh? Ndak tiba-tiba juga, sih :)
Aku lupa kapan tepatnya kita tak lagi rekat. Tapi, kalau aku tak salah, kita tak lagi rekat sejak aku berpisah dengan temanmu. Dan temannya temanmu yang berpisah pula dari seseorang yang (sempat) kuanggap kakak, dulu.
((dulu)) :}
Well, daripada hanya mengingat-ingat makanan atau sejak kapan kita tak lagi rekat, mending mengingat hal-hal saat kita masih hangat.
Omong-omong hangat, ingat ndak dengan hangat bakmi gorengnya Bang Roni saat perayaan ultah ke-16 mu dua tahun lalu? :)
Lalu akhirnya, Bang Roni kita nobatkan menjadi suplier Nasi-dan-Mi-Goreng tek tek terbaik.
Masih yang terbaik kah bagimu?
Bagiku sih masih.
Rasa manisnya pas. Asinnya juga.
Sebanding dengan manis-asinnya kenangan yang ada disana. Hehe
Ingat ndak saat pertama kali MOS?
Aku bangga melihat sosokmu yang begitu berwibawa, Mas.
Walau padahal kamu sama sekali ndak berwibawa dan doyan malu-maluin :))) Tapi aku tetap menyimpan bangga dan hormat padamu.
Maaf, adik kecilmu ini payah. Ndak bisa membanggakan. Cuma bisa mengecewakan.
Tentang keadaan? Tenang. Ia sudah tak lagi berantakan :)
Hm. Dibanding diriku, ada lagi yang lebih berantakan. Apalagi kalau bukan kamarku. Hahaha x)
Semuanya tergeletak semauku.
Celana yang sudah sobek-bek-bek bagian lutut ini, misalnya.
Celana penuh 'luka', yang menemani liburan kita ke Kondang Merak ber-pekan-pekan lalu :)
Ingat ndak dengan perjalanan siang itu?
Jaket Mahongs mu yang jatuh saat diperjalanan pulang.
Memisahkan diri dari rombongan dan menjelajah Kondang Merak ber-6.
Ingat ndak, Mas? :)
Sudah lama aku ndak bepergian dalam waktu lama dan duduk manis di jok belakang sepeda motor.
Ng, anu..
Aku rindu duduk di jok belakangmu. Sambil mendengarkan keluh kesah mu, dan sesekali pasrah walau kadang ingin marah saat kamu suruh membawa buku gambar, jaket, lembar soal, atau sandal dan sepatumu (-.-")
Oiya. Mas ingat ndak waktu tahun baru dua atau tiga tahun lalu?
Bakar-bakar jagung dan menikmati hujan mesiu di Lapangan Tumapel.
Sudah hampir tahun ketiga, dan aku masih ingat semuanya.
Bagaimana denganmu, Mas?
Kalau senggang, silahkan balas surat ini ya! :)
Terimakasih untuk dua tahun lebih-nya, Mas! :)
Aku bahagia pernah kenal kamu.
Eh? Pernah atau masih kenal, sih? :p
Haha.
Malang, 4 Februari 2014.
Untuk, Alamsyah Pradito. (( @alamsyah_p)) Seorang panutan yang menyebalkan.
Dariku, yang rindu menikmati semilir angin dari balkonmu sembari nunut WiFi-an dan mencicipi jajan :p
-Farida Firdani-
@FirdaaaFF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar