Pemakaman.

  • 0

"Mas, bucket list itu apa?", tanyaku pada seseorang yang tengah sibuk menatap layar laptopnya sore hari tanggal 27 Juni lalu.

"Bucket list itu, daftar hal-hal yang ingin kamu lakukan atau tempat yang ingin kamu kunjungi sebelum kamu meninggal nanti", jawabnya.

Hari ini, tepatnya pagi ini,
Ntah kenapa aku kemudian tergerak untuk menyusun 6 bucket list ku. Enam, hanya enam. Karena seperti yang pernah kusampaikan sebelumnya, enam merupakan angka favoritku.

Pertama, aku ingin menang lomba menulis. Berapapun hadiahnya, yang penting bisa membuktikan ke Mama kalau (aku masih diberi umur panjang nanti) aku benar-benar ingin serius di dunia tulis menulis.
Ntah itu bekerja di redaksi, atau menjadi novelis.
Tapi yang jelas, hasrat terpendamku untuk berprofesi seperti Medina Kamil masih terus ada.
Siapasih yang ndak tergoda untuk slolop dan mengarungi alam Indonesia yang megah ini? Hehehe.

Kedua, aku ingin ke Bukittingi sama Mama dan Rafa dan kamu dan PoweRangers.
Karena jika memang itu adalah saat-saat terakhirku di dunia yang (katanya) fana ini, maka alangkah senangnya aku, jika aku bisa menghabiskan waktuku bersama orang-orang yang kusayangi, di tempat yang kucintai pula.
Lalu bisa berbaring dengan nyenyak di samping orang yang - aku tak tau harus menyebutnya apa, karena tak pernah sedalam ini aku merindukan dan menyayangi seseorang - aku rela memberikan seluruh yang kupunya, termasuk nyawa, untuk sekedar membuatnya tersenyum; Papa.

Ketiga, ingat perjalanan yang batal tepat pagi hari sebelum keberangkatan Januari lalu?
Jika memang esok adalah waktu terakhirku, maka aku ingin menghabiskannya dengan singgah sejenak di Jogja, bersamamu.
Mencicipi seafood murah di pantai yang direkomendasikan Koko, menghirup dalam-dalam aroma amis di Parang Tritis, berputar-putar naik andong atau ATV lalu kesulitan mengendarai karena bannya selip di pasir, bercengkrama dengan para abdi dalem di keraton, ngos-ngosan memanjat puncak Borobudur, dan hilang arah saat melewati beringin kembar, lalu terlelap setelah kekenyangan susu tarik.

Keempat, menjelajah kampung pintar dan tenggelam di dalam tumpukan buku-buku tua Sherlock Holmes dan Enid Blyton.
Serta mencari tau di mana letak Jl. Gula yang katanya di dekat Jembatan Merah itu.
Lalu mencicipi sego sambel buk sri yang katamu pedas, dan imbuh bebek kuah kuning kesenanganku.

Kelima, mencari berlembar-lembar hoodie dan flanel di seluruh outlet syekenan yang ada di Malang, dan emperan tugu pahlawan, katamu.
Atau mencari boots bajakan di DTC sampai sumuk dan kemringet semua, tapi worth it poool dengan harga yang ramah di kantong.
Minimal, sebelum pergi, bisa hedon duit sesuka hati.
Toh di akhirat, harta tak dibawa serta.

Keenam, bisa merayakan ulang tahunku ke-17, 6 Juli nanti, dengan keadaan 'kita' yang sudah membaik.
Dengan kamu yang masih disini dan kita yang saling membuka hati, sekali lagi.
Kalau aku bisa menerimamu setelah kau hancurkan begitu rupa April lalu, mengapa sekarang setelah aku menahan emosiku, kau masih saja berkeinginan untuk enyah menuju entah?

Tapi jika memang 'kita' tak bisa berjalan beriringan lagi dan kau benar-benar malas menghubungiku, minimal datanglah ke upacara pemakamanku.

Jika masih malas, kau tak perlu bertatap muka denganku. Berbicara pun tak akan berguna karena aku tak bisa mendengarmu lagi. Apalagi menangisiku, tak perlu, karena ragaku tak mampu bergerak hingga tanganku tak bisa mengusap air matamu yang jarang sekali luruh itu. Pernah sekali, dulu. Februari lalu saat kita melakukan kesalahan yang sungguh fatal. Isakmu ditelpon masih terngiang sampai sekarang.
Sampai sekarang.

Tapi yang perlu kau lakukan hanyalah mengambil scrapbook yang kurangkai sebagai kado ulang tahunmu yang tertunda sejak November lalu, dan binder bersampul coklat yang mungkin akan menjadi penjelas dan penerjemah bagimu yang selama ini kesulitan mengartikan apa mauku.

Malang,
3 Juli 2014.
Dari yang baru pulang setelah semalaman dicecar obat dan rindu kasur, pun rindu ramah tamah dan respon-respon jengkelmu yang kini lari menuju entah,

Farida Firdani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar