Sudah Kusiapkan Secangkir Susu

  • 0

Aku tau.
Aku tau ini sudah seminggu.
Eh? Tunggu!
Seminggu lebih, malah!
Lalu kenapa?
Jangan mengira aku akan letih,
tertatih,
merintih,
atau sampai nangis getih.

Kamu tau.
Kamu tau kamu masih cinta aku,
dan aku semakin cinta kamu.

Kita tau.
Kita tau kamu lebih dewasa,
sedangkan aku masih remaja.
Masing-masing kita tak pernah tak salah, dan satu sama lain harus terus belajar untuk sanggup memaafkan.
Karena sebagai pasangan, ada masanya memperbaiki dan diperbaiki.

Tapi sepertinya kita masih belum paham benar kalau hidup tak melulu tentang bercumbu.
Ada waktu,
di mana kita butuh bumbu.
Dan maafkan remaja ceroboh ini yang ngeyel merasa bisa.
Maafkan aku karena salah meramu bumbu.
Niat untuk menyenangkan malah melahirkan pertengkaran.

Kelebihan sama tak enaknya seperti kekurangan.
Maklum, terlalu ingin membahagiakan hingga semuamuanya terlalu semangat kucurahkan.

Jadi mungkin sekarang dirimu mulas dan emoh lagi menerima masakanku; kasih sayangku.
Mungkin juga kamu masih dilanda kepedasan yang menjalar sampai ulu hati,
pun ubun-ubunmu.

Tak usah meragu,
kini aku sudah tau takaran yang pas.
Yang berkecukupan.
Tak kekurangan ataupun berlebihan.

Meski renggang ini sedikit lebih lama dari biasanya dan emoh-mu belum reda seluruhnya,
seminggu atau sewindu,
aku mau menunggu.

Dan saat kamu pulih nanti,
sudah kusiapkan secangkir susu yang masih hangat karena kamu nikmati sambil didekap aku.



Subuh 22 Maret
-----  2 0 1 5  -----
Dengan keteguhan hati,
Farida Firdani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar