Postingan ini ditujukan untuk menjawab sebuah komentar di I dare you bitch! dan menanggapi perdebatan seputar "Siapa sih yang salah dalam perselingkuhan?!"
May it helps you! ^^)/
.
.
.
The point is, kalau sudah punya kehidupan masing-masing ya jalani lah. Aku sudah menjelaskan juga sebelumnya kalau sebenarnya yang selalu lapar itu lelaki, dan maka dari itu, perempuan di sini bertindak sebagai kunci.
Kalau berdasarkan kasus yang dituturkan, saat si cewek sudah memilih pergi dengan orang lain (karena tergoda ajakan nikah dan kemapanan, misal). Yowes, cewek itu gak berhak untuk kembali lagi seburuk apapun kehidupannya usai ninggal si cowok. She must take the risk. Even that will be loooots of risks.
Dan sesuai kasus itu juga, bisa diliat bahwa cowok yg ditinggal nikah duluan itu akhirnya melanjutkan hidupnya. See? Cowok kalo nggak direken dan nggak diijinin masuk ya dia akan berhenti datang. Cowok, lelaki, cah lanang, memang dasarnya seorang fighter. Tapi aku yakin, they know what they fight for and know when to quit. Kalo udah ga ada peluang ya dia pasti minggir.
Sepintas sepertinya case closed ya?
Sayangnya, shit happens ketika si cewek nggak hepi sama suami pilihannya, dan si cowok dari masa lalu mencoba datang lagi. See? Terbukti lagi kan kalau cowok baru "berani datang kalau ada peluang.."
Sekarang, tinggal ceweknya yang nentuin.. mau njilat ludah sendiri, atau teguh sama pendiriannya . Mengingat mereka sudah punya kehidupan masing-masing lho ya. Aku pribadi sih belum cukup gila untuk memetik buah kebahagiaan yang dihasilkan dari kesedihan orang lain (yang dipupuk dari air mata istri si cowok, kalau istrinya tau si cowok belum moveon dan si cewek masih ngrespon padahal dulu ceweknya yang pergi duluan.)
Ya meskipun to be honeeeest..
Gagal move on itu memang suliiit. Terasa nyakitin, nyiksa, dan sedih-sedih lainnya. Rasanya kayak menolak lupa dan nggak mau liat fakta yang ada.
Tapi, teruntuk lelaki atau perempuan yang masih belum bisa moveon bahkan ketika sudah menikah, tolong direnungkan..
Buat apa sih menginginkan seseorang yang memilih untuk pergi dan datang lagi saat pilihannya nggak sebagus bayangannya? Padahal sudah ada kamu di hadapannya.
Buat apa menginginkan seseorang yang menjadikanmu cadangan di saat kamu menjadikannya sebuah kepentingan?
Buat apa kamu mau meninggalkan seseorang yang selalu menemani demi kembali pada ia yang sudah mencaci atau bahkan tidak menghargaimu?
Buat apa masih sayang ke seseorang dari masa lalumu itu, padahal dulu kamu dibuang olehnya?
Buat apa memperjuangkan orang yang nggak mau diperjuangkan?
Buat apa?
Kita semua ini sama-sama manusia yang berharga. Cukup berharga untuk tidak dibodohi masalalu, cukup berharga untuk tidak merusak kehidupan orang lain dan menjilat ludah sendiri, pun cukup berharga untuk merasa cukup.
Karena merelakan perjuangan bertahun-tahun bersama demi sesuatu dari masa lalu atau yang baru saja datang, membuat kita sama bodoh dan serakahnya seperti binatang.
Sedangkan bagi perempuan atau lelaki yang mau dijadikan simpanan dan dengan sadarnya masuk ke kehidupan orang, baik itu diajak atau kalian lah yang menawarkan diri, aku cuma bisa berdoa agar orang seperti kalian bisa cepat mati. Agar tak ada lagi jalang, sehingga tak ada lagi hubungan bernasib malang.
...
Jadi, jika kamu tanya aku apakah cewek selalu jadi penyebab adanya perselingkuhan, aku akan jawab iya. Tugas kita untuk jaga diri dan tau diri. Sebab, lelaki nggak akan berani kalau kita sudah menutup diri.
Aku feminis, tapi aku nggak akan playing victim dan nyalahin cowok karena selingkuh itu pelakunya nggak cuma satu orang saja. Nggak cuma si cowok aja.
Sayangnya, masih banyak yang belum sadar dan dengan mudah playing victim bilang "Lha masnya datang terus", "Lha pacarmu nggodain terus." Well, life always gives us lots of choice. Dan aku memilih untuk tidak jadi wanita menyedihkan yang mengemis atau menggubris belaian lelaki lain. Semoga kamu dan wanita-wanita di luar sana juga tidak semenyedihkan itu, ya. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar