Qurban Perasaan.

  • 0

Besok tanggal 12 September adalah Idul Adha. Kerap disapa hari raya haji atau hari raya qurban, kalau kata handai taulan. Tapi, tepat hari ini, sehari sebelumnya, aku sudah melakukan qurban terlebih dahulu. Ya, benar sekali. Yang kulakukan adalah qurban perasaan.

Let me explain.

Siang tadi, saat aku tengah asik menyelam di Instagram, aku melihat satu dua notif yang menggelitik. Ada seseorang dari masa lalu yang datang mengganggu padahal dulu sudah janji untuk bersikap tak mau tau. Ia berkomentar sok asik, sok akrab, sok kangen, dan sok-sokan lainnya pada lelaki pun keluarga yang dulu tak diinginkannya. And that's really really reallyyy make me crazy. Bukan karena keakraban yang ada, tapi karena seseorang dari masa lalu ini ingkar janji padaku. Aku benci sekali orang yang ingkar janji. Kalau masalah keakraban sih aku menang banyak dibanding dia.

Aku hanya bertanya-tanya dalam hati.. "Apakah perempuan ini ndak dikenalkan ke keluarga pacarnya sampai dia jadi caper ke keluarga mantannya kayak gini?"
Salah seorang keluarga yang disok-asikin ini jelas tidak tau seberapa bobroknya dia. Jadi ya tidak salah kalau dia dikira perempuan baik-baik, dan diberi respon baik pula.

Aku bisa dengan mudah lho mengganggu hidupnya. Membongkar kebusukan dan kepalsuan susahnya di mana sih? Orang-orang lebih mudah percaya pada berita negatif ketimbang positif. Tapi buat apa?
Daripada membongkar keburukannya, aku mending meneruskan sikap untuk menunjukkan bahwa aku lebih baik darinya.

Lalu, aku juga punya banyak teman dari Banyuwangi. Mereka orang Banyuwangi asli. Kalau aku jahat, aku akan dengan mudah minta tolong mereka untuk "nganu" perempuan ini. Tapi sekali lagi, untuk apa?

Aku tidak segegabah dan sejahat itu, kok. Nanti kalau dia mati, aku takut jadi terlalu bahagia. Hahahaha.

Oiya, menurutmu sebagai sesama perempuan, apa ya kira-kira tujuan dari datang ke keluarga mantan dan membangun imej baik? Untuk apa datang lagi? Untuk apa masih mengusik?

Berdasarkan penuturan teman-teman yang berpengalaman dan pernah jadi perempuan seperti itu, kalian pasti datang hanya untuk membuat keluarga mantan jadi membandingkan kredibilitas kalian, dan pacar baru si mantan. Tak peduli walaupun itu melanggar janji untuk tidak datang lagi, dan rela menjilat ludah sendiri. Ya kan?

Kalau ada yang menyanggah dan bilang mungkin perempuan ini hanya ingin membina hubungan baik, trust me.. SHE IS NOT A GOOD GIRL.

Membina hubungan baik?
Taik!




-Sengaja menulisnya dengan penuh emosi, karena siapa tau, perempuan tidak baik hanya mempan dengan bahasa tidak baik pula. But hey, I am definitely okay. Tadi sudah qurban perasaan dan sekarang lagi makan sate ketabahan sama mau nambah semangkuk gulai kelegowoan. Cheers! ;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar